Rosario Indonesia
Menyelami Kesempurnaan Kasih dalam Renungan 7 Sabda Yesus di Kayu Salib
Sumber gambar:
Carl Heinrich Bloch

Menyelami Kesempurnaan Kasih dalam Renungan 7 Sabda Yesus di Kayu Salib

Ditulis tanggal 1 Apr 2023 oleh Albert

Renungan 7 Sabda Yesus di kayu salib adalah suatu cara yang sangat efektif bagi umat Katolik untuk memperdalam pengalaman kehidupan Kristus dan menghayati karya penyelamatan-Nya. Dalam renungan ini, Yesus memberikan 7 sabda terakhir-Nya sebelum menghembuskan napas terakhir-Nya di kayu salib. Maria dari Agreda, seorang biarawati Katolik abad ke-17, menerima wahyu pribadi dari Bunda Maria yang memungkinkannya untuk mencatat penglihatannya dengan mendalam mengenai 7 sabda ini dan memberikan penjelasan tentang arti dan maknanya dalam karyanya yang terkenal, “Mistik Kota Allah”. Melalui renungan 7 sabda Yesus di kayu salib menurut Maria dari Agreda, umat Katolik dapat memperdalam pengalaman spiritual mereka dan mengalami kekuatan kerendahan hati dan kesempurnaan kasih Kristus dalam hidup mereka.

Karya “Mistik Kota Allah” dari Maria dari Agreda telah menjadi sumber inspirasi bagi umat Katolik selama berabad-abad dalam memperdalam pemahaman tentang Renungan 7 Sabda Yesus di kayu salib. Buku ini telah mendapatkan imprimatur dari paus dan uskup, yang menunjukkan bahwa karya tersebut dapat diandalkan dan sesuai dengan ajaran Gereja. Oleh karena itu, bagi umat Katolik yang ingin mengeksplorasi tema-tema penting seperti kerendahan hati, kesempurnaan kasih, dan rahmat ilahi dalam Renungan 7 Sabda Yesus di kayu salib, “Mistik Kota Allah” merupakan karya yang sangat direkomendasikan.

Renungan ini dapat menjadi berguna untuk merenungkan peristiwa sedih rosario, yaitu misteri-misteri yang berkaitan dengan sengsara dan wafat Yesus. Dengan demikian, kita dapat mengikuti jejak Yesus dan Maria dalam kerendahan hati dan kesempurnaan kasih, serta mengambil bagian dalam karya penebusan-Nya. Berikut adalah kutipan tentang 7 sabda Yesus yang diambi dari Bagian dua, Buku keenam, Bab X: Kemenangan Kristus atas Maut oleh Venerabilis Maria dari Agreda.

Sabda pertama: “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka

tidak tahu apa yang mereka lakukan!” Waktunya telah tiba bagi naga tua ini untuk ditaklukkan oleh Sang Penguasa kehidupan. Saat itu akan menjadi momen kekecewaannya, dan oleh karena ular berbisa itu tidak dapat menghindar dengan menutup telinganya daripada suara Allah yang Maha Mulia (Mazmur 57:5), Tuhan mulai mengucapkan tujuh sabda dari Salib-Nya, saat itu juga sekaligus memberi Lucifer and iblisnya pemahaman akan misteri yang terkandung di dalamnya. Karena dengan pengungkapan inilah Tuhan ingin berjaya atas mereka, atas dosa dan maut, dan kekuasaan mereka yang kejam atas umat manusia. Sang Juruselamat kemudian mengucapkan Sabda pertama: “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan!” (Lukas 23:34). Dengan kata-kata ini sang pangeran kegelapan sampai pada keyakinan penuh, bahwa Kristus Tuhan kita sedang berbicara kepada Allah Bapa-Nya yang kekal, dan bahwa Dia adalah PutraNya yang tunggal dan sungguh Allah sama seperti Dia dan Roh Kudus, dan bahwa Dia telah mengizinkan kematian dalam kemanusiaanya yang suci dan sempurna, bersama dengan KeIlahian-Nya demi keselamatan seluruh umat manusia; oleh sebab itu sekarang Dia menawarkan pahala-Nya yang sangat berharga demi pengampunan dosa semua keturunan Adam, yang sudah seharusnya memanfaatkannya untuk menyelamatkan diri mereka, dan menolak si jahat yang telah menyalibkan-Nya. Pada penyingkapan ini Lucifer dan iblis-iblisnya dilemparkan ke dalam kemarahan dan keputusasaan sedemikian rupa sehingga mereka langsung ingin menerjukankan diri mereka dengan tergesa-gesa ke kedalaman neraka dan mengerahkan semua kekuatan mereka agar terlepas dari Sang Ratu yang berkuasa.

Sabda Kedua: Amin, Aku

berkata kepadamu, hari ini engkau akan bersama-Ku di surga Pada Sabda kedua yang diucapkan oleh Tuhan kepada sang pencuri yang beruntung: “Amin, Aku berkata kepadamu, hari ini engkau akan bersama-Ku di surga,” iblis mengerti bahwa buah Penebusan yaitu pengampunan penuh dari kesalahan dan pembebasan penuh dari hukuman dosa bagi orang berdosa akan berakhir dengan masuknya orang-orang yang sudah disucikan ke dalam kemuliaan Allah di Surga. Iblis disadarkan bahwa mulai saat itu pahala-pahala Kristus akan mulai bekerja dengan daya dan kekuatan baru, bahwa melalui-Nya akan dibuka gerbang-gerbang Firdaus, yang telah ditutup oleh dosa pertama, dan bahwa mulai saat itu manusia akan memasuki kebahagiaan abadi dan menduduki tempat di surga yang telah disediakan bagi mereka, yang sampai saat itu mustahil bagi mereka. Iblis merasakan kuasa Kristus untuk memanggil para pendosa, membebaskan dan merubah mereka, dan iblis merasakan kemenangan atas mereka sebab kebajikan yang sungguh luar biasa, kerendahan hati, kesabaran, kelemahlembutan dan juga semua kebajikan dalam hidup-Nya. Kebingungan dan siksaan Lucifer saat melihat itu semua tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata manusia; tetapi dampaknya sangat dahsyat, sehingga iblis mempermalukan dirinya sendiri sampai memohon kepada Perawan yang terberkati untuk mengizinkan mereka pergi ke Neraka dan diusir dari hadapannya; tetapi Ratu agung tidak menyetujuinya, sebab waktunya belum tiba.

Sabda Ketiga: Perempuan, lihatlah anakmu!

Pada Sabda ketiga yang diucapkan oleh Tuhan kepada Ibu-Nya: “Perempuan, lihatlah anakmu!” Setan-setan mendapatkan bahwa Wanita surgawi ini adalah bunda yang sesungguhnya dari Allah yang menjadi manusia, Perempuan yang sama yang telah digambarkan dan dinubuatkan pada mereka pada saat mereka diciptakan, dan yang akan meremukkan kepala mereka seperti yang dinyatakan oleh Tuhan di Surga. Iblis sudah tahu tentang martabat dan supremasi dari Bunda yang Mulia atas semua makhluk, dan kuasanya yang bahkan saat itu mereka alami. Sebagaimana yang telah mereka lakukan sejak awal dunia dan sejak penciptaan perempuan pertama, iblis menggunakan semua kecerdikan mereka untuk mencari tahu siapa wanita agung yang diumumkan di surga itu, dan demikianlah sekarang mereka menemukannya di dalam diri Maria, yang sampai saat itu mereka abaikan. Naga-naga itu dikuasai amarah yang tak terlukiskan; kesalahan mereka telah menghancurkan kesombongan mereka melebihi semua siksaan mereka yang lain, dan dalam kemurkaan, iblis marah terhadap diri mereka sendiri seperti singa yang haus darah, di lain sisi, kemurkaan iblis yang tak terkendali terhadap Ratu Surgawi meningkat seribu kali lipat. Lebih dari itu, iblis melihat bahwa St. Yohanes ditunjuk oleh Kristus Tuhan kita sebagai malaikat penjaga Bunda-Nya, dengan diberi kuasa imamat. Hal tersebut iblis pahami sebagai ancaman terhadap kemurkaan mereka sendiri, yang mana dimaklumi dengan baik oleh St. Yohanes. Lucifer mengetahui bukan hanya kuasa Sang Penginjil, tetapi juga kuasa yang diberikan kepada semua imam atas dasar partisipasi mereka dalam penugasan dan kuasa dari Sang Penebus; juga himpunan orang beriman lainnya, meskipun bukan imam, ditempatkan di bawah perlindungan khusus Tuhan dan diberikan kuasa melawan Neraka. Semua hal itu melumpuhkan kekuatan Lucifer dan iblisnya.

Sabda Keempat: Tuhan, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Sabda keempat Kristus ditujukan kepada Allah Bapa yang kekal: “Tuhan, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Roh-roh jahat mendapati dalam kata-kata ini bahwa kasih Allah terhadap manusia tidak terbatas dan kekal; bahwa untuk menggenapinya, Dia secara misterius menangguhkan pengaruh KeIlahian-Nya atas kemanusiaan-Nya yang suci, dan dengan demikian membiarkan penderitaan-Nya mencapai tingkat tertinggi dan mendapatkan darinya buah-buah yang berlimpah. Yesus menyadari dan dengan penuh kasih mengeluh kehilangan dari karya keselamatannya, sebagian umat manusia. Betapa siapnya Yesus untuk menderita lebih banyak lagi, jika itu diperintahkan oleh Allah Bapa yang kekal. Keberuntungan manusia yang begitu dicintai oleh Tuhan meningkatkan kecemburuan Lucifer dan iblis-iblisnya karena mereka melihat bahwa Allah yang Mahakuasa memberikan cinta-Nya yang luar biasa ini tanpa batasan. Hal itu menghancurkan kebencian musuh yang angkuh dan mereka dibuat sadar akan kelemahan dan ketidakberdayaan mereka sendiri dalam menentang cinta ini, andaikan manusia itu sendiri tidak memilih untuk mengabaikan cinta-Nya.

Sabda Kelima: Aku haus

Sabda kelima Kristus, “Aku haus,” menegaskan kemenangan Kristus atas iblis dan para pengikutnya; mereka dipenuhi dengan murka dan amarah karena Tuhan dengan jelas membiarkan mereka melihat kekalahan total mereka. Dengan kata-kata ini mereka mengerti kalau Yesus mengatakan kepada mereka: “Jika apa yang Aku derita untuk umat manusia dan cinta-Ku untuk mereka tampak begitu besar bagi kalian, percayalah bahwa cinta-Ku untuk mereka masih belum habis, bahwasanya cinta itu akan berlanjut selamanya untuk keselamatan kekal mereka, dan bahwa air siksaan dan penderitaan yang hebat takkan dapat memadamkannya. (Kidung Agung 8:7). Lebih banyak lagi Aku akan menderita untuk mereka jika perlu, agar mereka terbebas dari belenggu dan menjadikan mereka kuat melawan kejahatan dan kesombongan kalian.”

Sabda Keenam: Sudah Selesai

Dalam Sabda keenam Tuhan berkata: “Sudah selesai!” Lucifer dan pasukannya diberitahukan bahwa misteri Inkarnasi dan Penebusan sekarang telah terwujud dan total disempurnakan sesuai dengan ketetapan kebijaksanaan Ilahi. Oleh karena itu mereka dibuat untuk mengetahui bahwa Kristus Sang Penebus kita telah dengan patuh menggenapi Kehendak Bapa-Nya yang kekal; dan bahwa Dia telah menggenapi semua janji dan nubuatan yang diberikan kepada dunia oleh para Bapa Bangsa; juga bahwa kerendahan hati dan ketaatan-Nya telah mengganti kesombongan dan ketidaktaatan mereka di Surga, dengan tidak tunduk dan menolak kemuliaannya dalam kemanusian-Nya; dan oleh karenanya mereka sekarang melalui hikmat Allah sepantasnya direndahkan dan ditaklukkan oleh Tuhan Yesus yang mereka hina. Martabat agung dan pahala Kristus yang tak terukur menghendaki bahwa pada saat itu juga juga IA harus menjalankan jabatan dan kuasa-Nya sebagai Hakim atas para malaikat dan manusia, sebagaimana telah diserahkan kepada-Nya oleh Allah Bapa yang kekal. Yesus saat itu juga melaksanakan kuasa-Nya itu dengan mendarasakan kalimat ini kepada Lucifer dan semua pengikutnya, yang dihukum kedalam api yang abadi, mereka segera pergi ke dalam Neraka yang terdalam.

Sabda Ketujuh: Bapa, kedalam tanganMu, Aku serahkan nyawa-Ku

Perkataan itu sudah termasuk dalam pendarasan Sabda ketujuh: “Bapa, kedalam tanganMu, Aku serahkan nyawa-Ku!” (Lukas 23:46). Sang Ratu dan Bunda yang berkuasa selaras dengan kehendak Putranya Yesus dan menyatu dengan perintah-Nya agar Lucifer dan semua iblis diusir ke kedalaman neraka. Berdasarkan ketetapan-ketetapan dari Sang Raja dan Ratu yang tertinggi ini, roh-roh jahat dikirim dari Kalvari dan diceburkan ke neraka terdalam dengan lebih dashyat dan cepat daripada kilatan cahaya melalui awan yang terbelah.

To Read or Not to Read The Mystical City of God? by Marian T Horvat (traditioninaction.org)

The Mystical City of God – 4 Volumes – Sophia Institute Press